Wujudkan Swasembada Pangan Melalui
Semangat Jogja Istimewa
Jogja Istimewa branding itu menerjemahkan Sabda Tama Sultan dan
kelahiran kembali Yogyakarta, menjadi semangat baru bagi masyarakat Jogja dan
menjadi pusaka yang nantinya menjadi warisan berharga sehingga semangat baru
dan nilai-nilai yang memaknainya dapat terus dibawa hingga generasi mendatang.
Begitu pula dengan pencapaian Swasembada Pangan, Inspektur Jenderal, Ir.
R. Azis Hidajat, MM, melihat semangat yang luar biasa pada para petani di
Yogyakarta dalam mensukseskan Upaya Khusus Pencapaian Produksi Padi, Jagung,
dan Kedelai di provinsi DI Yogyakarta. Hal ini diungkap di sela-sela kinjungan
Irjen Kementan di Yogyakarta pada kegiatan Panen Raya bersama dengan petani di
Karongan, Jogotirto, Berbah, Sleman pada 19 Maret 2015 yang lalu.
Melalui
teknologi spesifik lokasi yang berbasis pada konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) padi jenis Inpari 10 yang ditanam di lahan seluas 45 ha di Karongan,
Jogotirto, Berbah, Sleman mampu menembus 10 ton gabah kering per hektar. Hasil
tersebut tentunya tidak terlepas dari hasil inovasi teknologi hasil penelitian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta bekerja sama dengan
Internatiol Rice Research Institute (IRRI) pada kelompok Tani Sedya Maju
Karongan. Pada penan raya kali ini, dihadiri pula Tenaga Ahli Menteri, Afnan Malay, dan Bupati Sleman, Drs.
Sri Purnom, M.Si., Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY, Kepala BPTP, Dr. Sudarmaji
serta peneliti dari IRRI.
Pada
kesempatan yang sama, Irjen Kementan menyerahkan alat Tabela (Tabur Benih
Langsung) hasil modifikasi peneliti BPTP DIY untuk dapat dimanfaatkan kelompok
tani dalam mempercepat siklus tanam padi.
Selepas
melaksanakan panen raya di Sleman, rombongan Irjen beranjak ke Kabupaten Gunung
Kidul tepatnya di wilayah Ds. Simo II, Ponjong, Gunung Kidul.
Sebagaimana
diketahui bahwa Kementerian Pertanian memberikan dukungan melalui bantuan baik
berupa benih, sarara dan prasarana pertanian termasuk di Gunung Kidul.
Pemerintah memfasilitasi pembangunan
jaringan irigasi, optimalisasi lahan dan pengelolaan tanaman terpadu
(PTT). Petani akan memperoleh bantuan paket benih, pupuk, dan alat pertanian.
Hal ini disampaikan Irjen Kementan pada saat meninjau calon lokasi cetak swah
baru di Simo II, Ponjong, Gunung Kidul seluas 15 hektar.
Petani
di wilayah ini telah menerapkan teknologi berbasis kearifan lokal dengan
mengintegrasikan pertanian padi dengan ternak (sapi dan kambing) sebagai sumber
pupuk organik menuju petani mandiri, integrari pertanian dengan perikanan, dan
pemanfatan pekarangan sebagai laboratoium pembelajaran dan pengamatan
agroekosistem. Pada kesempatan ini, Irjen Kementan diberikan kesempatan untuk
melakukan penanaman tanaman buah di lahan pekarangan.
Inspektur
Jenderal bersama Tenaga Ahli Menteri Pertanian juga melaksanakan kegiatan Panen
Rayadi Padukuhan Susukan II, Desa Genjahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung
Kidul, bersama Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Gunung Kidul, Ir.
Azman Latif, Dandim 0730, Letkol Arh. Herman, dan Anggota DPRD, Endah Subekti.
Sebagaimana
dilaporkan oleh Sugiono, Ketua Kelompok Tani Sari Bumi Genjahan, Ponjong,
Gunung Kidul, pelaksanaan kegiatan pertanian di wilayah tersebut berprinsip
kepada pengelolaan sumber daya dan teknologi secara terpadu dan
berkesinambungan dengan metode pendekatan teknologi yang sesuai dengan budaya
dan ekonomi setempat. Komponen teknologi yang telah diterapkan terdiri dari
penggunaan benih unggul bermutu, pengaturan tanaman dengan sistem tajarwo dan
sistem tegel, pengairan berselang, penggunaan pupuk organik, pengendalian OPT
dengansistem PHT, dan penanganan panen dan pasca panen.
Inspektur
Jenderal juga meninjau secara langsung Embung di kawasan Gunung Api Purba di
Nglanggeran, Gunung Kidul.
Agenda
terakhir monitoring Upsus DIY pada M3 bulan Maret 2015, Inspektur Jenderal
melakukan kunjungan dan tatap muka dengan kelompok tani “Tani Manunggal” yang berada di Tambalan, Pleret, Bantul
sebagai salah satu lokasi pelaksanaan Desa Mandiri Benih di provinsi DIY.
Arief
Kurniawan
Koq ra ono potone njenengan to?
ReplyDeletehttp://blog.juwarto.web.id