Thursday, April 2, 2015

Swasembada Padi Jagung Kedelai

Hasil Liputan Bersama Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian pada Upsus DIY Maret 2015

Wujudkan Swasembada Pangan Melalui Semangat Jogja Istimewa

Jogja Istimewa branding itu menerjemahkan Sabda Tama Sultan dan kelahiran kembali Yogyakarta, menjadi semangat baru bagi masyarakat Jogja dan menjadi pusaka yang nantinya menjadi warisan berharga sehingga semangat baru dan nilai-nilai yang memaknainya dapat terus dibawa hingga generasi mendatang.
Begitu pula dengan pencapaian Swasembada Pangan, Inspektur Jenderal, Ir. R. Azis Hidajat, MM, melihat semangat yang luar biasa pada para petani di Yogyakarta dalam mensukseskan Upaya Khusus Pencapaian Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai di provinsi DI Yogyakarta. Hal ini diungkap di sela-sela kinjungan Irjen Kementan di Yogyakarta pada kegiatan Panen Raya bersama dengan petani di Karongan, Jogotirto, Berbah, Sleman pada 19 Maret 2015 yang lalu.


Melalui teknologi spesifik lokasi yang berbasis pada konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi jenis Inpari 10 yang ditanam di lahan seluas 45 ha di Karongan, Jogotirto, Berbah, Sleman mampu menembus 10 ton gabah kering per hektar. Hasil tersebut tentunya tidak terlepas dari hasil inovasi teknologi hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta bekerja sama dengan Internatiol Rice Research Institute (IRRI) pada kelompok Tani Sedya Maju Karongan. Pada penan raya kali ini, dihadiri pula Tenaga Ahli  Menteri, Afnan Malay, dan Bupati Sleman, Drs. Sri Purnom, M.Si., Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY, Kepala BPTP, Dr. Sudarmaji serta peneliti dari IRRI.


Pada kesempatan yang sama, Irjen Kementan menyerahkan alat Tabela (Tabur Benih Langsung) hasil modifikasi peneliti BPTP DIY untuk dapat dimanfaatkan kelompok tani dalam mempercepat siklus tanam padi.



















Selepas melaksanakan panen raya di Sleman, rombongan Irjen beranjak ke Kabupaten Gunung Kidul tepatnya di wilayah Ds. Simo II, Ponjong, Gunung Kidul.
Sebagaimana diketahui bahwa Kementerian Pertanian memberikan dukungan melalui bantuan baik berupa benih, sarara dan prasarana pertanian termasuk di Gunung Kidul. Pemerintah memfasilitasi pembangunan  jaringan irigasi, optimalisasi lahan dan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Petani akan memperoleh bantuan paket benih, pupuk, dan alat pertanian. Hal ini disampaikan Irjen Kementan pada saat meninjau calon lokasi cetak swah baru di Simo II, Ponjong, Gunung Kidul seluas 15 hektar.



Petani di wilayah ini telah menerapkan teknologi berbasis kearifan lokal dengan mengintegrasikan pertanian padi dengan ternak (sapi dan kambing) sebagai sumber pupuk organik menuju petani mandiri, integrari pertanian dengan perikanan, dan pemanfatan pekarangan sebagai laboratoium pembelajaran dan pengamatan agroekosistem. Pada kesempatan ini, Irjen Kementan diberikan kesempatan untuk melakukan penanaman tanaman buah di lahan pekarangan.


Inspektur Jenderal bersama Tenaga Ahli Menteri Pertanian juga melaksanakan kegiatan Panen Rayadi Padukuhan Susukan II, Desa Genjahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, bersama Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Gunung Kidul, Ir. Azman Latif, Dandim 0730, Letkol Arh. Herman, dan Anggota DPRD, Endah Subekti.


Sebagaimana dilaporkan oleh Sugiono, Ketua Kelompok Tani Sari Bumi Genjahan, Ponjong, Gunung Kidul, pelaksanaan kegiatan pertanian di wilayah tersebut berprinsip kepada pengelolaan sumber daya dan teknologi secara terpadu dan berkesinambungan dengan metode pendekatan teknologi yang sesuai dengan budaya dan ekonomi setempat. Komponen teknologi yang telah diterapkan terdiri dari penggunaan benih unggul bermutu, pengaturan tanaman dengan sistem tajarwo dan sistem tegel, pengairan berselang, penggunaan pupuk organik, pengendalian OPT dengansistem PHT, dan penanganan panen dan pasca panen.
Inspektur Jenderal juga meninjau secara langsung Embung di kawasan Gunung Api Purba di Nglanggeran, Gunung Kidul.




Agenda terakhir monitoring Upsus DIY pada M3 bulan Maret 2015, Inspektur Jenderal melakukan kunjungan dan tatap muka dengan kelompok tani “Tani Manunggal”  yang berada di Tambalan, Pleret, Bantul sebagai salah satu lokasi pelaksanaan Desa Mandiri Benih di provinsi DIY.



Arief Kurniawan

1 comment:

  1. Koq ra ono potone njenengan to?

    http://blog.juwarto.web.id

    ReplyDelete